Dokumentasi BAZNAS Provinsi Riau
Tangis Witta Pecah Saat Terima Bantuan BAZNAS Riau Usai Kebakaran Hebat
24/07/2025 | Humas BAZNAS RiauPekanbaru - Di antara sisa-sisa arang dan puing rumah yang telah menjadi abu, Witta, warga Desa Kota Lama, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu, tak kuasa menahan tangis. Kehilangan tempat tinggal dan seluruh harta benda akibat kebakaran yang terjadi pada Minggu dini hari, 13 Juli 2025, menjadi luka yang belum kering. Namun, di tengah duka mendalam itu, secercah harapan hadir melalui kunjungan Ketua BAZNAS Provinsi Riau, H. Masriadi Hasan, Lc, M.Sha, Rabu (23/07/2025).
Didampingi Wakil Ketua II, Jamaluddin, S.Ag., M.Sy, Masriadi menyerahkan langsung bantuan rehabilitasi rumah senilai Rp10 juta kepada Witta. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis dan disaksikan oleh perwakilan pemerintah desa, Kaur Umum Pemerintah Desa Kota Lama, Noviar Hendri, yang mewakili Pj Kepala Desa, Helfides, S.Sos.
"Ini bukan sekadar bantuan materi, tapi bentuk nyata kepedulian dan rasa kemanusiaan kami terhadap masyarakat yang sedang tertimpa musibah," ungkap H. Masriadi. Ia menegaskan bahwa dana zakat yang dikelola BAZNAS harus mampu menyentuh langsung mereka yang benar-benar membutuhkan.
Tak hanya untuk Witta, bantuan serupa juga diberikan kepada warga Kecamatan Batang Cenaku yang mengalami nasib serupa. Setiap keluarga korban menerima bantuan sebesar Rp10 juta untuk kebutuhan rehabilitasi rumah.
Khusus untuk keluarga Witta, BAZNAS Provinsi Riau juga akan menyalurkan tambahan bantuan berupa modal usaha. Hal ini menyusul hilangnya tempat usaha salah satu anggota keluarga akibat peristiwa kebakaran tersebut.
“Kami ingin membantu mereka tidak hanya bangkit secara fisik, tapi juga ekonomi. Semoga ini menjadi titik awal kebangkitan,” tambah Masriadi.
Noviar Hendri, mewakili Pj Kepala Desa, menyampaikan apresiasi mendalam atas kepedulian BAZNAS Riau. Ia menyebut bantuan tersebut sangat membantu proses pemulihan pasca bencana dan menjadi suntikan semangat bagi korban.
“Hilangnya rumah bukan perkara ringan, tapi perhatian dari lembaga seperti BAZNAS membuktikan bahwa masih ada pelita di tengah kegelapan,” ujarnya.
Kini, meski masih menyimpan duka, Witta kembali punya harapan. Di antara reruntuhan, ia menggenggam bantuan itu bukan hanya sebagai penopang hidup, tapi juga sebagai bukti bahwa ia tak sendiri. Bahwa di tengah bencana, masih ada tangan-tangan yang sudi menguatkan dan menggenggam erat dalam kebersamaan.
